Jakarta – Wabah pneumonia ‘misterius’ kini tengah menyerang anak-anak di China. Hal ini membuat rumah sakit anak di Beijing, Liaoning, dan kota-kota lainnya kebanjiran pasien anak-anak yang sakit.
Terkait wabah ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut para pejabat di China belum mendeteksi ‘penyakit atau patogen yang tidak biasa atau baru’. Pernyataan ini muncul setelah WHO mengajukan permintaan resmi untuk informasi tentang wabah pneumonia misterius di China Utara yang menyerang anak-anak.
Dikutip dari Al Jazeera, China telah mengalami peningkatan kasus penyakit mirip influenza dibandingkan dengan periode yang sama pada tiga tahun sebelumnya, ketika tindakan ketat diberlakukan sebagai bagian dari strategi nol-COVID. Kebijakan itu tiba-tiba ditinggalkan pada Desember 2022.
WHO mencatat bahwa Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada konferensi pers awal bulan ini bahwa telah terjadi peningkatan kejadian penyakit pernafasan. Hal ini disebabkan oleh pencabutan tindakan pencegahan COVID-19 dan penyebaran tidak hanya COVID-19 tetapi juga patogen seperti seperti influenza, mycoplasma pneumoniae (infeksi bakteri umum yang biasanya menyerang anak kecil), dan virus pernapasan syncytial (RSV).
Awal pekan ini ProMed, database pengawasan besar yang memantau wabah penyakit, mencatat semakin banyak laporan media mengenai kelompok pneumonia yang tidak terdiagnosis di antara anak-anak di China utara.
FTV News, outlet media Taiwan, melaporkan bahwa rumah sakit anak-anak di Beijing, Liaoning dan tempat-tempat lain di utara ‘kebanjiran anak-anak yang sakit’ dan para orang tua mempertanyakan apakah pihak berwenang tengah ‘menutupi epidemi’. ProMED mengatakan informasi yang lebih pasti mengenai penyakit tersebut sangat diperlukan.
WHO mengungkapkan pihaknya mengadakan telekonferensi dengan pejabat kesehatan China pada Kamis (23/11/2023), untuk meminta data. Data tersebut menunjukkan peningkatan jumlah anak-anak yang dirawat di rumah sakit karena penyakit termasuk infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus flu biasa sejak bulan Oktober.
“Tidak ada perubahan dalam gambaran penyakit yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan Tiongkok,” kata WHO.
Dalam pernyataannya, WHO menambahkan bahwa para pejabat China mengatakan lonjakan pasien tidak membebani rumah sakit di negara tersebut. Meski begitu, WHO mendesak masyarakat di China untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko tertular infeksi pernapasan.
Misalnya seperti memperbarui vaksinasi, menjaga jarak dari orang lain, memakai masker bisa diperlukan, melakukan pengujian, dan tetap berada di rumah sakit jika merasa sakit. https://kueceng.com