Tungku Smelter Meledak, Anak Buah Xi Jinping Bilang Begini

Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Republik Rakyat China merilis pernyataan perihal ledakan tungku smelter di Morowali, Sulawesi Tengah. Pernyataan itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning.

Dalam paparannya, Senin (25/12/2023), Mao mengatakan menyampaikan belasungkawa kepada para korban. Ia juga mengatakan Beijing sedih atas jatuhnya korban jiwa akibat kecelakaan tersebut.

“Kami telah menginstruksikan Kedutaan Besar China di Jakarta untuk memberikan bantuan setelah kejadian tersebut, termasuk memastikan perawatan medis diberikan kepada para korban cedera dan membantu menentukan penyebab kecelakaan tersebut,” paparnya dikutip Associated Press.

Sebelumnya, pada Minggu (24/12/2023), salah satu tungku fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) stainless steel yang dioperasikan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) mengalami ledakan hebat sekitar pukul 06.15 WITA. Adapun tungku yang meledak yakni tungku no.41.

Sejauh ini, korban jiwa telah mencapai 18 orang. Dari jumlah itu, delapan orang di antaranya berkewarganegaraan China.

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Agus Nugroho mengatakan penyelidikan masih terus dilakukan. Ia memaparkan bahwa ledakannya begitu dahsyat hingga menghancurkan tungku dan merusak sebagian dinding samping bangunan.

“Kami telah memerintahkan PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel untuk menghentikan operasinya sampai seluruh penyelidikan kami selesai,” katanya.

Ini adalah insiden mematikan ketiga tahun ini di pabrik peleburan nikel milik China di provinsi Sulawesi Tengah, provinsi yang memiliki cadangan nikel terbesar di Indonesia.

Pada April lalu, dua operator dump truck tewas ketika mereka tertelan dinding material mirip lumpur hitam menyusul runtuhnya tempat pembuangan limbah nikel. Kemudian pada bulan Januari, dua pekerja, termasuk seorang warga negara China, tewas dalam kerusuhan yang melibatkan pekerja dari kedua negara di perusahaan patungan Indonesia-China di Morowali Utara.

Tahun lalu, sebuah truk pemuat menabrak dan menewaskan seorang pekerja asal China ketika sang pekerja sedang memperbaiki jalan di area pertambangan perusahaan induk PT ITSS, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Selain itu, pada tahun lalu juga, seorang pria Indonesia terbakar hingga meninggal ketika tungku di pabrik perusahaan tersebut meledak.

Hampir 50% saham PT IMIP dimiliki oleh perusahaan induk China, dan sisanya dimiliki oleh dua perusahaan Indonesia. Pusat produksi ini mulai beroperasi pada tahun 2013 dan kini menjadi kawasan industri berbasis nikel terbesar di Indonesia. https://sebelumnyaada.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*